Penguatan Bisnis Memerlukan Empowerment
Dengan sistem ekonomi terbuka, Indonesia berpeluang meningkatkan peran bisnis dalam pasar global. Beberapa perusahaan Indonesia berskala besar telah mengembangkan sayap ke manca negara. Kita perlu berpacu dengan negara-negara yang baru bertumbuh dan sebelumnya dikenal sebagai negara berkembang seperti Korea Selatan, Tiongkok dan India yang berhasil melakukan industrialisasi yang menghasilkan produk-produk dan diserap pasar negara-negara maju.
Lingkungan bisnis tanpa batas negara dapat memperkuat bisnis. Pertumbuhan pasar modal dan maraknya persaingan bisnis berdampak positif. Seusai krisis ekonomi 1997, monopoli mulai mendapat tekanan proses reformasi politik dan ekonomi. Pendekatan meritokrasi dan kinerja perusahaan daripada pendekatan yang sarat nepotisme dan korupsi menentukan pertumbuhan perusahaan. Sayangnya, reformasi hukum, budaya bahkan politik masih menghadapi tantangan.
Indonesia menghadapi banyak tantangan dalam kehidupan bisnis. Perusahaan-perusahaan yang menjalankan manajemen secara kompetitif masih terbatas. Meski tergolong profit-seeking society, perusahaan-perusahaan sering terkendala oleh antara lain ketertutupan manajemen, kelangkaan manajemen, modal, pemasaran dan teknik produksi. Oleh sebab itu, perusahaan-perusahaan Indonesia harus terus meningkatkan daya saing. Ekonomi nasional makin terbuka bagi investasi asing. Terlebih Indonesia memiliki sumber daya alam dan potensi pasar yang menarik bagi investasi asing.
Perubahan-perubahan mendasar pun sedang berlangsung. Organisasi bisnis makin sarat informasi dan pengetahuan dan terdapat nilai-nilai dan paradigma baru dalam manajemen dan bisnis. Demokratisasi bisnis berlangsung secara menyolok di tengah proses demokrasi politik dan ekonomi. Untuk memperkuat posisi saing bisnis, empowerment sumber daya manusia (SDM) perlu dipertimbangkan pebisnis-pebisnis kita. Perangkat ini memungkinkan optimasi SDM di setiap jajaran perusahaan untuk ikut memikul tanggung jawab dan tugas. Persyaratannya adalah (a) tingkat kompetensi SDM, yang meliputi unsur keterampilan, pengetahuan dan mentalitas; (b) keterbukaan informasi dan komunikasi di kalangan karyawan dan manajemen.
Empowerment merupakan pendekatan manajemen dalam pengembangan SDM dan bisnis, sehingga bersifat mendasar. Untuk itu, manajemen perlu memperhitungkannya secara matang dengan dasar pemahaman atas konsep ini. Tanpa pemahaman dan sekadar ‘ikut-ikutan,’ penerapan empowerment tidak akan efektif.
Bahasan yang lengkap dapat dibaca pada
Ronald Nangoi, Empowerment: Pengembangan Demokratisasi Bisnis, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2015
Dengan sistem ekonomi terbuka, Indonesia berpeluang meningkatkan peran bisnis dalam pasar global. Beberapa perusahaan Indonesia berskala besar telah mengembangkan sayap ke manca negara. Kita perlu berpacu dengan negara-negara yang baru bertumbuh dan sebelumnya dikenal sebagai negara berkembang seperti Korea Selatan, Tiongkok dan India yang berhasil melakukan industrialisasi yang menghasilkan produk-produk dan diserap pasar negara-negara maju.
Lingkungan bisnis tanpa batas negara dapat memperkuat bisnis. Pertumbuhan pasar modal dan maraknya persaingan bisnis berdampak positif. Seusai krisis ekonomi 1997, monopoli mulai mendapat tekanan proses reformasi politik dan ekonomi. Pendekatan meritokrasi dan kinerja perusahaan daripada pendekatan yang sarat nepotisme dan korupsi menentukan pertumbuhan perusahaan. Sayangnya, reformasi hukum, budaya bahkan politik masih menghadapi tantangan.
Indonesia menghadapi banyak tantangan dalam kehidupan bisnis. Perusahaan-perusahaan yang menjalankan manajemen secara kompetitif masih terbatas. Meski tergolong profit-seeking society, perusahaan-perusahaan sering terkendala oleh antara lain ketertutupan manajemen, kelangkaan manajemen, modal, pemasaran dan teknik produksi. Oleh sebab itu, perusahaan-perusahaan Indonesia harus terus meningkatkan daya saing. Ekonomi nasional makin terbuka bagi investasi asing. Terlebih Indonesia memiliki sumber daya alam dan potensi pasar yang menarik bagi investasi asing.
Perubahan-perubahan mendasar pun sedang berlangsung. Organisasi bisnis makin sarat informasi dan pengetahuan dan terdapat nilai-nilai dan paradigma baru dalam manajemen dan bisnis. Demokratisasi bisnis berlangsung secara menyolok di tengah proses demokrasi politik dan ekonomi. Untuk memperkuat posisi saing bisnis, empowerment sumber daya manusia (SDM) perlu dipertimbangkan pebisnis-pebisnis kita. Perangkat ini memungkinkan optimasi SDM di setiap jajaran perusahaan untuk ikut memikul tanggung jawab dan tugas. Persyaratannya adalah (a) tingkat kompetensi SDM, yang meliputi unsur keterampilan, pengetahuan dan mentalitas; (b) keterbukaan informasi dan komunikasi di kalangan karyawan dan manajemen.
Empowerment merupakan pendekatan manajemen dalam pengembangan SDM dan bisnis, sehingga bersifat mendasar. Untuk itu, manajemen perlu memperhitungkannya secara matang dengan dasar pemahaman atas konsep ini. Tanpa pemahaman dan sekadar ‘ikut-ikutan,’ penerapan empowerment tidak akan efektif.
Bahasan yang lengkap dapat dibaca pada
Ronald Nangoi, Empowerment: Pengembangan Demokratisasi Bisnis, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2015